Firman-Mu itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku
(Mazmur 119: 105, TB).
Kita membutuhkan terang
Kami pernah mendapat kesempatan untuk mengunjungi sebuah gua di kota kecil Valkenburg di Belanda. Dibangun di dalam sebuah perbukitan, gua ini sebenarnya adalah sebuah lorong besar dengan panjang hampir 5 kilometer.
Gua ini sangat gelap, sama sekali tidak dimasuki sinar matahari. Tidak adanya sinar mentari yang masuk membuat gua ini sangat dingin. Hari itu suhunya sekitar 5 Celcius meskipun sebenarnya kami mengunjungi gua ini di musim panas.
Kegelapan di dalam gua sangatlah pekat. Kami tidak bisa melihat apapun juga kalau tidak ada sedikit lampu yang dibawa oleh sang pramuwisata.
“Misi” kami waktu itu adalah berjalan dari satu pintu masuk gua menuju pintu keluar di sisi bukit yang lain. Dan juga menikmati keindahan ukiran dan peninggalan sejarah yang tertempel di dinding gua tersebut.
Tapi tanpa adanya seberkas cahaya, bisakah kami menjalani perjalanan tersebut? Kami bukan hanya akan segera tersesat dan hilang arah, tapi juga tidak bisa menyaksikan betapa indahnya lukisan dan peninggalan bersejarah di dalamnya.
Di dalam kehidupan, kadang kita juga menghadapi saat di mana kita masuk ke lorong-lorong yang panjang dan gelap. Ke tempat di mana kita tidak tahu harus berjalan ke mana, dan tidak juga bisa menyaksikan ‘keindahan’ yang mungkin sebenarnya tersembunyi di dalam kondisi yang suram tersebut. Kita membutuhkan terang Tuhan untuk membimbing kita keluar dari kegelapan ini, dan juga untuk mampu mengerti kehendakNya di dalam hidup kita.
Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadaNya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu kemana ia pergi.
~Yohanes 12: 35b (TB)
Belajar dari Raja Daud
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku.
~Mazmur 119: 105 (TB)
Raja Daud adalah pemazmur yang menulis ayat ini. Selama bertahun-tahun ia harus bersembunyi di dalam gua-gua yang gelap ketika dia meloloskan diri dari ancaman Raja Saul yang ingin membunuhnya. Daud mengerti betul apa artinya tinggal di dalam kegelapan dan merindukan seberkas cahaya.
Selain harus menjalani hari-hari di dalam gua yang gelap, dia pun menghadapi banyak pergumulan akan apa yang harus dia lakukan setelahnya. Dia menghadapi bukan hanya kegelapan fisik, tetapi juga harus melalui masa yang gelap secara rohani.
Bagaimana merespon Raja Saul yang hendak membunuhnya? Atau bagaimanakah Daud harus bertobat setelah dia sadar akan dosa-dosanya di dalam peristiwa dengan Batsyeba. Bagaimanakah dia harus bertindak di dalam begitu banyak persoalan di tengah keluarga dan anak-anaknya.
Tetapi Daud menemukan semua jawaban atas pergumulannya di dalam Tuhan dan FirmanNya. Daud adalah seorang yang menggantungkan dirinya secara penuh kepada Tuhan. Alkitab mencatat Daud sebagai “A man after God’s own heart,” yaitu seorang yang berkenan di hati Allah. Daud mendapatkan julukan ini karena dia turut pada Firman Allah di setiap langkahnya, dan menggunakan Firman ini untuk mengarahkan segala tindakannya.
Kita pun bisa seperti Daud. Di dalam perjalan hidup yang terkadang diizinkan Allah untuk melewati tempat yang gelap, kita pun bisa menggunakan Firman-Nya sebagai penerang di dalam langkah hidup kita.
Berpegang kepada Firman sebagai pemberi terang
Mungkin akan muncul pertanyaan; tetapi bagaimana caranya? Saya kok sering baca Alkitab tapi tidak merasa apapun?
Atau saya tiap Minggu ke gereja dan tidak mengalami perubahan yang signifikan? Hidup saya tetap susah, masalah saya tetap ada, pergumulan saya tidak hilang?
Mazmur yang indah ini tidak berhenti di sini. Daud meneruskan nyanyiannya dengan berkata di ayat selanjutnya:
Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya; untuk berpegang pada hukum-hukum- Mu yang adil.
~Mazmur 119: 106 (TB)
Konsisten membaca, merenungkan dan melakukan Firman
Kita membutuhkan konsistensi di dalam mempelajari dan melaksanakan Firman Tuhan. Baik di saat kehidupan terasa tenang, ataupun di masa yang berat. Hanya dengan cara itulah Firman ini bekerja dan mengarahkan hidup kita di dalam rencana yang Tuhan sediakan bagi kita.
Mempelajari Firman Tuhan adalah perjalanan seumur hidup. Alkitab memiliki pesan yang begitu dalam sehingga kita tidak bisa memahaminya di dalam satu hari saja. Sesungguhnya untuk itulah kita ada; mendalami FirmanNya, belajar mengenalTuhan, dan menjadi semakin seperti Dia.
Untuk itu, kita perlu bukan hanya membaca, tapi juga mempelajari Firman Tuhan: merenungkan apa saja aplikasi Firman ini di dalam kehidupan anda dan saya pada hari ini.
Kami penulis Pelita dan Terang, berharap untuk dapat berbagi kasih Tuhan dan FirmanNya yang adalah terang bersama pembaca sekalian. Untuk belajar Firman Tuhan dan merenungkannya bersama para saudara terkasih di sini.
Mari kita gunakan Firman yang sudah diberikan Tuhan kepada kita di dalam Alkitab, menjadi pelita, menjadi terang bagi jalan kehidupan kita.
Tuhan memberkati kita semua. Amin.