Bertobatlah! Mengapakah kamu akan mati?

bertobatlah

Banyak orang yang melihat Alkitab Perjanjian Lama sebagai bagian yang gelap karena di dalamnya ada banyak cerita tentang kerasnya hukuman Allah terhadap manusia berdosa. Di dalam kitab para Nabi kita juga dapat menemukan puluhan bahkan ratusan kali peringatan yang keras kepada bangsa Israel, bahwa bila mereka tidak bertobat, Allah akan menghukum mereka dengan kedahsyatan murka-Nya

Sebagian orang melihat Allah di dalam Perjanjian Lama sebagai Allah yang pemarah dan tidak toleran. Tetapi bila kita mencermatinya, bila kita benar-benar membaca setiap pasal dan setiap ayatnya, sesungguhnya kita akan melihat bahwa Allah yang dicatat di Perjanjian Lama adalah Allah yang penuh dengan kasih dan kesetiaan, persis sama seperti Allah yang dengan kasih-Nya yang besar mengirimkan Anak-Nya yang tunggal yang dicatat di Perjanjian Baru.

Kejahatan Manusia

Perjanjian Lama mencatat betapa dahsyatnya dosa manusia, betapa kelamnya kejahatan yang dilakukan bangsa-bangsa, termasuk bangsa Israel. Dimulai dari kitab Kejadian di mana air bah datang, lalu kehancuran Sodom dan Gomora, kehancuran bangsa-bangsa Kanaan dan sampai kejatuhan bangsa Israel sendiri.

Betapa dahsyatnya kejahatan manusia saat itu! Mereka melakukan dosa perzinahan melalui perilaku seksual yang menyimpang, mereka menyakiti bahkan membunuh anggota keluarganya, mereka membunuh anak-anak mereka dan mempersembahkannya sebagai korban bagi para berhala, mereka bahkan melakukan penyembahan kepada berhala-berhala mereka di dalam Bait Allah yang kudus!

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Roma 3:23 (TB)

Hal ini dilakukan oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, tetapi juga oleh bangsa pilihan Allah. Bangsa Israel adalah bangsa di mana Allah sendiri ingin berdiam di tengah-tengah merek. Mereka sudah menyaksikan kebaikan, kesetiaan dan kekuatan Allah ketika menyelamatkan mereka dari perbudakan dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Tetapi mereka melupakan semuanya itu dan berpaling kepada allah-allah lain.

Kesabaran Allah di dalam peringatan-Nya

Kita tidak boleh lupa, bahwa sebelum Allah menjatuhkan hukuman atas kejahatan umat manusia, Allah sebelumnya telah berulang-ulang kali memberikan peringatan-Nya kepada mereka. Nuh membangun bahteranya selama kurang lebih 100 tahun, dan selama itulah hidupnya menjadi kesaksian kepada orang-orang di sekitarnya tentang hidup yang berkenan kepada Allah.

Abraham dan Lot hidup berdekatan dengan penduduk Sodom dan Gomora. Di sana mereka pun menjadi kesaksian tentang hidup yang diberkati oleh Allah. Bahkan Abraham bertawar-tawaran dengan Allah untuk menyelamatkan Sodom dan Gomora, tapi Alkitab mencatat bahwa tidak sampai 10 orang benar yang dapat ditemukan dari seluruh kota itu.

Kepada bangsa Israel, Allah mengirimkan belasan Nabi, yang memberikan puluhan bahkan ratusan peringatan yang keras supaya bangsa Israel meninggalkan kejahatan mereka dan berbalik kepada Allah. Begitu banyaknya peringatan yang bisa kita temukan di dalam Perjanjian Lama, sampai-sampai kita mungkin melihat Allah sebagai Allah yang suka mengancam.

Tetapi sebanyak peringatan yang Ia berikan kepada manusia, sebanyak itulah kesempatan yang diberikan-Nya bagi mereka untuk bertobat. Seperti seorang ayah atau ibu yang berulang kali memperingatkan anak-anaknya dan tidak langsung menghukum mereka, seperti itu Allah selalu memperingatkan umat-Nya. 

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

2 Petrus 3:9 (TB) 

Allah yang ingin menyelamatkan manusia

Allah adalah Allah yang kudus dan kekudusan-Nya tidak bisa ditawar-tawar. Dia tidak bisa membiarkan manusia terus hidup di dalam dosa. Tetapi Allah tidak bergembira di dalam menghukum umat-Nya. Dia tidak menginginkan kebinasaan mereka!

Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?

Yehezkiel 18:23 (TB)

Dari ayat-ayat ini lah kita bisa menyaksikan betapa hati Allah berduka melihat kejahatan manusia dan betapa Ia menginginkan mereka bertobat. Maut adalah upah dari dosa dan tidak ada kompromi tentangnya. Tetapi demikian, sekali lagi, Allah adalah Allah yang ingin menyelamatkan manusia. Dia tidak bergembira atas kematian orang-orang fasik, Dia ingin menyelamatkan mereka.

Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?

Yehezkiel 33:11 (TB)

Yesus sebagai puncak keselamatan

Dan sebagai puncak dari karya keselamatan yang sejak awal sudah dirancang Allah untuk manusia, Dia mengirimkan Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus untuk datang ke dunia.

Bukan seperti para Nabi yang datang hanya untuk meneruskan Firman dari Allah kepada manusia, Yesus datang sebagai korban penebusan bagi manusia! Ia datang sebagai jalan keluar yang final, jalan keluar yang sejati, sebagai keselamatan yang sudah dinantikan dari jaman ke jaman.

Allah adalah Allah yang kudus dan kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah hanya bila kita memiliki kekudusan yang sama. Tidak ada satupun dari kita yang mampu menguduskan diri kita sendiri, karena begitu kuatnya dosa yang mengikat kita.

Kita semua adalah manusia yang pasti memiliki dosa dan sebenarnya mautlah bagian kita. Tetapi Yesus datang untuk membebaskan kita dari kematian, Ia datang untuk membebaskan kita dari hukuman!

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Roma 6:23 (TB)

Kasih Allah yang selama ini ditunjukkan melalui seringnya Dia memberikan peringatan kepada manusia, digenapkan dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri menjadi korban, menjadi tebusan bagi umat manusia. Adakah cinta yang lebih besar dari itu? 

Dia bukan orangtua yang give up ketika melihat anak-anaknya terus tidak taat meskipun sudah ratusan kali diperingatkan. Malahan Dia sendiri yang datang dan menanggung hukuman yang sebenarnya adalah bagian kita.

Yesus masih relevan sampai sekarang

Bagaimana dengan kehidupan manusia di masa kini? Sekarang ada begitu banyak dosa dan kejahatan yang mulai dilihat sebagai hal yang normal dan harus diterima atas dasar hak asasi manusia.

Homoseksualitas, LBGT, pergantian gender adalah hal yang sudah normal di dalam banyak negara. Bahkan hak-hak orang yang melakukannya dilindungi secara hukum. Perzinahan, ketidaksetiaan dalam pernikahan, seks bebas menjadi semakin biasa dan tidak tabu lagi.

Manusia berbohong dengan ringan, dengan dalih sedang membuat prank. Pornografi bisa diakses begitu mudah. Dan kemuliaan diri adalah hal yang dikejar oleh banyak orang. Kita berlomba untuk tampil sempurna melalui sosial media, untuk memperlihatkan betapa agung dan hebatnya diri kita.

Di mana posisi Allah dan di mana kekudusan-Nya di dalam kehidupan manusia saat ini? Orang-orang yang ingin hidup kudus dan bergaul erat dengan Kristus dianggap ketinggalan jaman. Orang-orang yang membenci dosa dianggap melanggar hak asasi manusia.

Dunia di mana kita hidup sekarang ini membutuhkan Yesus, sama seperti dunia yang dicatat di Perjanjian Lama. Peringatan akan hukuman Allah dan kedahsyatan murkanya atas orang-orang yang ingin terus hidup di dalam dosa masih berlaku sampai sekarang, karena Allah tidak dapat mengingkari kekudusan-Nya.

Panggilan untuk bertobat –  yang dulu disuarakan oleh para Nabi di zaman Perjanjian Lama dan para Rasul di zaman Perjanjian Baru, masih relevan sampai sekarang. Kita harus bertobat, dan harus memberitakan tentang Kristus yang menunggu manusia untuk datang kepada-Nya.

Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

Yesaya 55:7 (TB) 

Kiranya di hari Paskah ini, kita bisa lebih dalam memaknai kedatangan-Nya. Dan bisa memahami betapa besar dan dalamnya kasih Allah kepada kita.

Mengapakah kita harus binasa? Lihatlah, Allah ingin menyelamatkan seluruh manusia, marilah kita merespon kasih-Nya dan meneruskan pemberitaan tentang-Nya kepada sesama kita. Amin.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.