Bolak-balik saya melihat ke telepon sambil bertanya di dalam hati, mungkin sudah ada email yang masuk dari rumah sakit tentang hasil tes PCR yang saya jalani pagi ini. Sudah hampir satu minggu anak-anak batuk, dan nampaknya virus dari mereka sudah menular kepada saya.
Dua tahun lalu, sedikit batuk dan pilek bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Tetapi di zaman pandemi ini, bisa jadi kami sekeluarga sudah tertular virus Corona. Apalagi angka penyebaran sedang meningkat beberapa minggu ini. Ah, andaikan saja hasil tesnya bisa cepat diketahui. Tidak enak rasanya merasa tak pasti seperti ini…
Hidup ini penuh ketidakpastian
Hidup kita di dunia senantiasa penuh dengan ketidakpastian: pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kita langsung lihat apa jawabannya. Apakah aku bisa membayar uang sekolah anak-anak untuk besok? Apakah penyakitku ini serius, bisakah aku sembuh? Apakah akan ada pekerjaan baru setelah ada pengurangan pegawai seperti sekarang?
Setiap dari kita memiliki pertanyaan seperti ini, masing-masing dengan pertanyaan yang tidak persis sama, tetapi memiliki rasa gelisah yang serupa. Perasaan bahwa kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi besok membuat kita merasa kehilangan kontrol atas kehidupan kita.
Bagaimana saya bisa membuat rencana untuk usaha dan pekerjaan, bila peraturan pemerintah tentang Corona terus berganti? Bagaimana saya bisa membuat rencana masa depan, bila saya tidak melihat ada jalan untuk meneruskan sekolah? Semua pertanyaan semacam ini dapat membuat kita takut dan kuatir, bahkan berputus asa.
Kristus memberi kepastian dalam keselamatan
Ketidakpastian dalam hidup bukanlah hal yang menyenangkan. Kita butuh kepastian, kita butuh jawaban atas hal-hal yang masih ‘menggantung’. Tetapi di saat yang sama, ketidakpastian yang kita alami menolong kita menyadari bahwa sesungguhnya, kita tidak memiliki kontrol penuh atas kehidupan ini. Ada banyak hal yang kendalinya ada di luar diri kita. Kalau kita tidak bisa mengendalikan semuanya, lalu siapa yang bisa melakukannya?
Kita sering sekali kuatir karena ketidakpastian hidup tentang pekerjaan, kesehatan, keamanan finansial. Hal-hal yang bila tidak dimiliki akan memberi dampak langsung bagi kehidupan kita. Tetapi bagaimana dengan status kehidupan jiwa kita? Setelah umur usai dan dunia ini berakhir, akan kemanakah kita pergi? Apakah yang akan terjadi dengan hidup kita?
Alkitab yang adalah Firman Allah yang hidup memuat banyak ayat yang menjelaskan, bahwa di dalam Kristus, ada jaminan keselamatan dan hidup yang kekal.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16 (TB)
Janji ini diucapkan langsung oleh Yesus Kristus, sang Anak Allah yang hidup. Ia yang sendiri menjamin bahwa bila kita percaya kepada-Nya, kita akan memperoleh hidup yang kekal.
Keselamatan bukan (hanya) soal hidup kekal
Tetapi sesungguhnya, menerima Yesus sebagai Juruselamat itu bukan hanya sekedar supaya kita kelak masuk Surga. Hidup yang kekal setelah kematian adalah anugerah yang besar, tetapi hidup kita yang sekarang ini – itulah yang ingin dipulihkan oleh Allah melalui Anak-Nya.
Pada mulanya, Allah menciptakan dunia dan segala isinya sebagai ciptaan yang sempurna. Demikian juga hubungan kita dengan Allah pada mulanya adalah hubungan yang begitu dekat dan akrab, hubungan antara seorang anak kepada Bapa yang menciptakan dia. Namun akibat dari dosa, manusia menjadi terpisah dari Allah.
Menerima Kristus dan karya keselamatan-Nya akan memulihkan hubungan yang rusak ini. Hidup kita sekarang di dunia bisa menjadi hidup yang berbeda, kembali seperti kehidupan yang dimiliki Adam pada mula dunia diciptakan: Berjalan berdampingan bersama Allah.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. 2 Korintus 5:19 (TB)
Hidup bersama dengan Allah yang mengetahui segala sesuatu
Apakah dampak karunia keselamatan kepada hidup kita yang sekarang ini di dunia?
Dengan hubungan yang sudah dipulihkan, kita benar-benar sudah menjadi anak-anak Allah dan hidup berdampingan dengan dia. Dan itu berarti kita bisa mempercayakan hidup kita kepada Dia, yang mengetahui segala sesuatu di dalam hidup kita, bahkan sebelum dunia diciptakan.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. Mazmur 139:14-16 (TB)
Allah yang sangat mengasihi kita
Dan bukan saja kita bisa menjadi yakin dan tenang karena Allah mengetahui segala sesuatu tentang kita, Dia juga mencintai kita dan tidak akan membiarkan kita terlepas dari kasih-Nya.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 8:35-39 (TB)
Dengan demikian, meskipun kita sekarang hidup di dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, meskipun di dalam hidup ada banyak pertanyaan, kita punya sebuah kepastian yang besar bila kita percaya kepada Kristus dan menyerahkan diri kepada karya keselamatan-nya.
Sesungguhnya (1) hidup kita ada di dalam tangan Tuhan yang mengetahui segala sesuatu dan mengendalikan segala sesuatu, dan (2) Tuhan mengasihi kita dan tidak akan melepaskan kita, bahaya apapun yang kita hadapi.
Hidup penuh dengan kepastian bersama Tuhan
Ada sebuah cerita tentang seorang ibu yang selama bertahun-tahun memiliki penyakit kronis yang membuat dia harus berulang kali dioperasi. Sahabatnya bertanya kepadanya, bagaimana dia bisa terlihat tenang di dalam begitu banyak kejadian seperti ini.
Si ibu menjawab, “Tentu saja saya tidak selalu merasa tenang. Setiap hari saya lalu dengan hati berdebar. Tetapi saya ingat Alkitab pernah berkata, kalau Kristus sudah mau menyerahkan hidup-Nya untuk kita, tidak ada lagi pemberian yang lebih besar daripada pengorbanan-Nya. Jadi mestinya, segala kondisi kesehatan inipun ada di dalam kendali Tuhan. Yang bisa saya lakukan adalah bersyukur setiap pagi untuk hari yang baru, mempercayakan semua ke dalam tangan Tuhan yang memberikan jaminan dan kepastian, dan bersyukur di malam hari ketika satu hari sudah berlalu dan kami semua masih diberikan kesehatan.”
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Roma 8:31-32 (TB)
Demikian juga dengan kita, Sahabat. Hidup kita bila bersama Tuhan, bukan lagi hidup yang penuh dengan pertanyaan yang menakutkan. Tetapi berubah menjadi hidup yang penuh dengan rasa tenang dan keyakinan karena tidak dijalani sendirian.
Yakinlah para Sahabat akan semua hal ini. Semua ini dikatakan oleh Allah sendiri di dalam Firman-Nya. Dia ingin hidup yang sedang kita jalani di dunia ini menjadi hidup yang berbuah karena dijalani dengan sebuah kepastian dan sukacita.
Bila Sahabat masih merasa lelah atau ragu karena ada banyak beban atau kepercayaan, mari kita datang kepada Tuhan dan menikmati kelegaan yang dijanjikan-Nya.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." Matius 11:28-30 (TB)
Tuhan memberkati kita semua.